Langsung ke konten utama

CATATAN TENTANG DUSUN LIMPATO diseisarik tujuah koto.

Limpato merupakan salah satu kampung, di kanagarian Sungai Sariak Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Asal usul, nama dari dusun Limpato, diambil dari pohon limpato. Menurut cerita, pohon ini berdiri kokoh ditengah-tengah perkampungan. Daunnya rindang dan buahnya yang enak dimakan telah menginsporasikan para pendahulu pohon limpato dijadikan nama kampung tempat pohon itu tumbuh kokoh. Sayang, sampai sekarang pohon limpato tersebut tidak pernah dijumpai lagi dan wujudnya tidak dikenal oleh penduduk dusun Limapato sampai sekarang. Pohon limpato tinggal sebuah cerita yang melekat pada nama dusun Limpato.
Dipersimpangan tiga (simpang tigo) ditemukan sebuah tugu yang didirikan pada tahun 1984, di puncak tugu tersebut terdapat miniatur buah dari pohon limpato, bentuknya seperti durian. Hanya itu yang bisa membuktikan sejarah dari limpato berasal dari nama pohon tersebut. Sampai saat sekarang belum ditemukan catatan sejarah yang ditulis tentang Dusun Limpato.
Setelah undang-undang no 5 tahun 1979 berlaku di Indonesia, dusun Limpato berubah menjadi Desa Limpato yang terdiri dari beberapa buah dusun, dusun Panggia-Panggia, Kayu Gadang, Labuah dan Kayu Mantiang.
Setelah otonomi daerah pemerintah desa dihapuskan di Sumatera Barat digantikan dengan pemerintahan nagari. Kembali pada pemerintahan nagari ini, diatur oleh Peraturan Pemerintah Daerah (Perda) No 9 Tahun 2000. Akhirnya, Desa Limpato berubah menjadi Dusun Limpato, kembali pada bentuk pemerintahan semula. Dusun Limpato kembali berada di bawah ke nagarian Sungai Sariak.
Sampai hari ini, di dusun Limato ada dua sekolah dasar (SD), masing SD Negeri Limpato dan SD Insprer Simpang Tigo. Sekolah ini, menjadi aset bagi penduduk Limpato untuk membangun pendidikan. Untuk beribadah, terdapat beberapa buah surau, nama dari surau ini tidak seperti di perkotaan, nama surau ditentukan oleh letak geografis dan kepemilikan oleh suku. Di antara surau itu adalah, Surau Gandang, Surau Tangah Padang, Surau Labuah, Surau Kayu Mantiang, Surau Pupuak, Surau Kayu Gadang dan satu surua besar yang menyatukan penduduk dusun dan seklaigus sebagai surau tempat sholat Jumat bagi semua laki-laki dusun Limpati, yang diberi nama Surau Jumaik (Surau Jumat).
Mata pencaharian penduduk, pada umum bertani dan merantau merupakan tradisi dari masyarakat dusun Limpato. Secara ekonomi, pendapatan masyarakat masih banyak yang rendah. Begitu pula dengan pendidikan.

Perlu Perhatian Semua Pihak
Dusun Limpato memerlukan perhatian dari pemerintah daerah dan perantau. Teritama dari segi pendidikan. Bagaimana pun juga kualitas pendidikan sangat menentukan terhadap kemajuan. Ada beberapa hambatan yang menghambat rendahnya kualitas pendidikan dusun Limapato, yang paling utama adalah rendahnya motivasi dan minat baca.
Hal ini, dipengaruhi oleh tidak tersedianya perpsutakaan sekolah dasar yang memadai, sehingga bahan bacaan tidak dapat diakses oleh masyarakat, terutama bagi anak-anak.
Sehubunagan dengan konteks ini, di dusun Limpato perlu didirikan sebuah perpsutakaan atau rumah buku yang dapat menampung minat baca anak-anak dan masyarakat. Mudah-mudahan, ada yang memberikan perhatian terhadap hal ini.


                           dari berbagai sumber dan catatan:
                            Silfia Hanani
                  

Komentar

Top Populer:

Sejarah awal datangnya islam di sumatera barat

TUANKU RAO dalam pandangan buya HAMKA.

' catatan mesjid tertua di sumatera barat"

Asal usul sejarah 'indang rang piaman".

Sejarah Pemikiran Islam Di Minangkabau, setelah kepergian syekh burhanudin.

Perjalanan Syekh Burhanuddin Ulakan.

Kalimat Alm Anas Malik Tentang Pariaman Menjelang Ajal..

"siapa tuanku nan renceh??"

"SEJARAH PARIAMAN"

Buku ‘Greget tuanku rao dan tuanku tambunsai yang kontroversi.